Nafas Ilahi
Aku berjalan pada sebuah dimensi
Aku tahu itu sebuah jalan yang
menunjukkan pada ilusi
Aku tertatap melamun dalam gelapnya
malam
Aku di atas bayang-bayang rindu
Debu
yang menempel pada kaca
Kutiup
hingga lekas menghilang terbawa angin
Pohon
bergoyang tanpa ada yang meniupnya
Awan
berjalan tanpa ada yang menggerakkan
Aku berjalan pada takdirnya
aku berjalan dan menatap indahnya angin
Aku termenung duduk di tepian sungai
dan sawah
Aku sadar ini semua perintahnya “kun
fayakun”
Tebing
suci kulalui dalam indahnya hari
Nafas
dadaku sesak menggelora
Sedikit
aku mengambil nafas
Aku
berkata “Maha suci Allah” atas segala pujinya
Arief AM
Yogyakarta, 01 Oktober 2019
Komentar